MACAM-MACAM THARIQAT DALAM TASAWUF
Dalam melaksanakan syari’ah-syari’ah
islam haruslah berdasarkan tata cara yang telah digariskan dalam agama dan
dilakukan hanya karena penghambaan diri kepada Allah, karena kecintaan kepada
Allah dan karena ingin berjumpa dengan-Nya. Perjalanan menuju kepada Allah
itulah yang mereka maksud dengan thariqat
, atau thariqat tasawuf. Perjalanan
ini sudah mulai bersifat batiniah, yaitu amalan lahir yang disertai amalan
batin.
Menurut keyakinan sufi, orang tidak
akan sampai kepada hakikat tujuan ibadah sebelum menempuh jalan kearah itu.
Jalan itu dinamakan thariqoh, dalam bahasa kita ucapkan tariqot, atau suluk,
dan orang yang melakukan shli thariqoh
atau salik.
Menurut Harun Nasution, thariqot
berasal dari kata thariqoh, yang
artinya jalan yang harus ditempuh oleh seorang calon sufi agar ia berada
sedekat mungkin dengan Allah.
Pada awal kemunculannya, thariqat berkembang
dari dua daerah, yaitu Khurasan (Iran) dan Mesopotamia (Irak). Pada periode ini
mulai berkembang macam-macam thariqat, beberapa diantaranya adalah :
- Thariqat Yasaviyah, yang didirikan oleh Ahmad Al-Yasavi (wafat 562H/1169M) dan disusul oleh oleh thariqat Khawajagawiyah yang disponsori oleh Abd Al-Khaliq Al-Ghuzdawani (wafat 617H/1220M). Kedua thariqat ini menganut pahan tasawuf Abu Yazid Al-Bustami(425H/1034M) dan Yusuf bin Ayyub Al-Hamadani(wafat 535H/1140M). Thariqot ini berkembang ke berbagai daerah, diantaranya Turki. Di sana, thariqat ini berganti nama dengan thariqat Bektasyia yang diidentikkan kepada pendirinya Muhammad ‘Ata’ bin Ibrahim Hajji Bektasy (wafat 1335M). Thariqat ini sangat populer dan pernah memegang peranan penting di Turki yang dikenal dengan Korp Jenissari yang diorganisasikan oleh Murad I pada masa Turki Usmani.
- Thariqat Naqsabandiyah, yang didirikan oleh Muhammad Bhauddin An-Naqsabandi Al-Awisi Al-Bukhari (wafat 1397M) di Turkistan. Dalam perkembanganny, thariqat ini menyebar ke Anatolia (Turki) kemudian meluas ke India dan Indonesia dengan berbagai nama baru yang disesuaikan dengan pendirinya di adaerah tersebut seperti thariqat Khlidiyah, Muradiyah, Mujadidiyah dan Ahsaniyah.
- Thariqat Khalwatiyah, yang didirikan oleh Umar Al-Khalwati (wafat1397M), thariqat ini salah satu thariqat yang terkenal dan berkembang di berbagai negeri, seperti Turki, Siria, Mesir, Hijaz, dan Yaman. Di Mesir thariqat ini didirikan oleh Ibrahim Ghulsheini (wafat 940H/1534M) yang kemudian terbagi pada beberapa cabang, antara lain thariqat Sammaniyah yang didirikan oleh Muhammad bin Abd Al-Karim As-Sammani (1718-1775)
- Thariqat Safawiyah, yang didirikan oleh Safiyudin Al-Ardabili (wafat 1334H)
- Thariqat Bairamiyah, yang didirikan oleh Hijji Bairan (wafat 1430)
Di
daerah Nesopotamia masih banyak thariqat yang muncul dalam periode ini dan
cukup terkenal. Thariqat ini antara lain :
- Thariqat Qadiriyah, yang didirikan oleh Muhyi Ad-Din Abd Al- Qadir Al-Jailani (471H/1078M).
- Thariqat Syadziliyah, yang dinisbatkan kepada Nur Ad-Din Ahmad Asy-Syadzili (593-656H/1196-1258M)
- Thariqat Rifai’iyah, yang didirikan oleh Ahmad bin Ali Ar-Rifa’i (1106-1182)
Karena
banyaknya cabang tarekat yang timbul dari tiap-tiap thariqat induk, sulit bagi
kita untuk menelusuri sejarah perkembangan thariqat itu secara sistematis dan
konsepsional. Akan tetapi, yang jelas, sesuai dengan penjelasan Harun Nasution,
cabang-cabang itu muncul sebagai akibat tersebarnya alumni suatu thariqat yang
mendapat ijazah thariqat dari gurunya untuk membuka perguruan baru sebagai
perluasan dari ilmu yang diperolehnya. Alumni tadi meninggalkan ribat gurunya dan membuka ribat baru didaerah lain. Dengan cara
ini, dari satu ribat induk kemudian
timbul ribat cabang, dari ribat cabang tumbuh ribat ranting, dan seterusnya sampai thariqat itu berkembang ke
berbagai dunia islam. Namun ribat-ribat
tersebut tetap mempunyai ikatan kerohanian, ketaatan, dan amalan-amalan yang
sama dengan syaikhnya yang pertama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar